Tari Salapan, antara Tradisional dan Kreasi

Sesuai dengan perkembangan zaman dan budaya termasuk tari itu sendiri yang ada didalamnya juga mengalami perkembangan hingga menciptakan gerak dan kreasi baru dalam tari termasuk dalam Tari Salapan

Tari adalah budaya dan budaya itu tari serta kesatuan tari seutuhnya tidaklah bisa dipisahkan dari anggota antropologis tentang kebudayaan yang menggambarkan ciri khas dari budayadi tempat mana tari itu tumbuh dan berkembang

Tari Salapan adalah tarian tradisional yang tumbuh dan berkembang di KenagarianAir bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat.

Tari Salapan merupakan tarian yang menceritakan tentang para pejuang yang memiliki semangat juang untuk melawan penjajah demi meraih kemerdekaan Indonesia.

Tari Salapan dahulunya berfungsi sebagai tanda bahwasanya masyarakat Nagari Air Bangis memiliki kekompakan serta kebersamaan untuk melawan para penjajah Belanda pada saat sebelum kemerdekaan.

Menurut Rospan menyatakan bahwa tari Salapan ini adalah tari perjuangan yang diwariskan secara turun temurun. Tarian ini sudah ada sebelum zaman kemerdekaan kisaran tahun 40-an, tarian ini diberi nama tari salapan karena tarian ini ditarikan dengan jumlah penari delapan orang dan property untaian tali berumlah delapan buah, serta pola lantai dalam tarian ini ada yang membentuk angka delapan.

Baca Juga : Keberadaan Tari Salapan Air Bangis

Tari Salapan pada tahun 1960 pernah diperlombakan di Lubuk Sikaping, Pasaman, tari Salapan di Air bangis mendapat juara pertama. Demikian tahun 1961 pernah diperlombakan di Padang Panjang, tari Salapan di Air bangis mendapat juara ke dua.

Sesuai dengan perkembangan zaman, tari Salapan tidak hanya ditarikan oleh laki – laki saja, perempuanpun juga boleh menarikannya. Tari Salapan pada masa kini boleh ditarikan oleh laki – laki dan perempuan.

Menurut bapak Rospan yatim yang merupakan salah satu seniman dan penerus tari salapan beliau mengatakan bahwa tarian ini sudah ada sejak sebelum kemerdekaan kisaran tahun 1940, pada tahun 1940 sampai tahun 2012 tari salapan yang ditarikan dan dikenal oleh masyarakat masih tari salapan tradisional.

Pada tahun 2013 sampai sekarang mulai diciptakannya tari salapan kreasi oleh ibu Eliyanis dan Ibu Maiwalis yang merupakan penerus tari salapan, karena hadirnya tari salapan kreasi yang membuat keberadaan tari salapan tradisional tidak eksis lagi ditengah masyarakat setempat.

Ada beberapa perbedaan antara Tari Salapan Tradisional dan Tari Salapan Kreasi yang telah mengalami perkembangan dan perubahan gerak hingga properti yang digunakan.

Gerakan tari salapan tradisional adalah Sambah Awal, lenggang berayun, ambiak tali, pukul kayu, pilin tali, bukak tali, kumpul tali kayu barantai, sambah akhir,

Nama gerak tari salapan kreasi, Sambah awal, Silang depan belakang, Bentang selendang, Putar selendang, Lenggang selendang, Lambai selendang, Usap selendang, Transisi selendang, Ikat Selendang, Step samping, Tadong selendang, Pilin kain, Tadong selendang, Bukak tali, Kumpul kain,Selendang berantai, Sambah akhir.

Pola lantai tari salapan tradisional : dua garis horizontal, dua garis vertikal, lingkaran.

Pola lantai tari salapan kreasi: dua garis vertikal, duagaris horizontal, garis jajar genjang, garis diagonal, lingkaran,dua garis vertikal dan satu garis vertikal.

Musik pengiring yang mengiringi tari salapan tradisional adalah gendang dan biola yang diiringi dengan syair sedangkan alat musik pengiring tari salapan kreasi adalah gendang, biola dan talempong dan diiringi dengan syair.

Kostum penari tari salapan tradisonal adalah pakaian taluak balango putiah (Gunting Cina), celana dari kain panjang motifnya kacang goreng, pakai kain sarung samping, dan pakai peci, penari tari salapan ditarikan oleh empat laki-laki empat perempuan (berpasangan). Wanita memakai kebaya panjang, kain songket, selendang, sanggul yang atasnya diselipkan beberapa sunting dan boleh juga memakai jilbab.

Kostum yang dipakai dalam tari salapan kreasi adalah untuk wanita menggunakan songket dan baju kurang yang dikreasikan dengan hiasan kepala menggunakan jilbab kreasi beserta aksesoris yang diinginkan, sedangkan untuk kostum pria menggunakan celana panjang terbuat dari kain songket serta sesamping yang dikreasikan semenarik mungkin.

Properti yang digunakan pada tari salapan tradisional adalah sepasang kayu, tali yang dibalut dengan kain berwarna merah putih, dan properti yang digunakan dalam tari salapan kreasi adalah selendang dan kain berwarna warni.

Sesuai dengan perkembangan zaman dan budaya termasuk tari itu sendiri yang ada didalamnya juga mengalami perkembangan hingga menciptakan gerak dan kreasi baru dalam tari termasuk dalam Tari Salapan.

Bergesernya Tari Salapan Tradisional ke Tari Salapan Kreasi yang mengembangkan pola, gerak, instrumen dan properti yang digunakan  bukanlah merupakan suatu kesalahan dalam kesenian. Hal itu justru menjadi tanggung jawab Seniman penerus Tari Salapan di Air Bangis untuk terus mengembangkan, melestarikan dan menghidupkan kesenian terutama Tari Salapan itu sendiri.

Salah satu cara untuk memelihara Tari Salapan adalah dengan mengembangkannya dan selalu menampilkannya dalam event ditengah masyarakat. Namun, Tari Salapan Tradisional juga tidak boleh dilupakan dan harus diajarkan dan diperkenalkan sebagai Tari Salapan yang asli yang menjadi dasar dari Tari Salapan Kreasi.

Karena segala sesuatu bentuk tari tradisional dapat merupakan sumber dan bahan untuk dipikirkan, diolah, digarap sehingga melahirkan bentuk – bentuk karya tari baru hasil ciptaan para seiman kretifitas bermutu.

Sumber :

Ranti Lestari & Fuji Astuti Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri Padang

e-Jurnal Sendratasik Vol. 8 No. 1 Seri B, September 2019

Disunting oleh : airbangis.com

Share this:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *